Langsung ke konten utama

Kisah Disleksia yang Diangkat dalam Film "Tare Zamen Par"



Tare Zamen Par adalah sebuah kisah film yang menceritakan tentang seorang anak yang bernama Ishaan (Darsheel Safary) yang merupakan seorang siswa kelas 3 yang 'payah' dalam urusan apapun di sekolahnya. Hal Itu karena dia menderita disleksia yang membuat dia tidak bisa membaca dan menulis dengan baik. Dia juga selalu melihat dunia dengan imajinasinya. Dalam setiap pelajaran dia selalu mendapatkan yang nilai jelek dan hal itu yang membuat guru-gurunya geram kepada . Terlebih lagi dia sering membolos saat jam pelajaran sekolah. Ishaan selalu dicap sebagai anak yang pemalas, nakal, dan idiot.
Puncaknya, orang tua Ishaan memindahkannya ke sekolah berasrama. Namun di sekolah yang disiplin dan tegas tersebut, dia tetap mendapat nilai yang buruk dalam semua mata pelajaran dan hal itu membuatnya menjadi depresi. Dia juga selalu merasa sedih karena harus tinggal jauh dari keluarganya. Sampai akhirnya ada seorang guru seni baru yang bernama Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan). Guru Ishan yang bernama Ram Shankar Nikumbh melatih Ishan sedikit demi sedikit dengan cara melatih Membaca,Menulis,Melukis dan Belajar menghitung dengan cara naik turun tangga. hingga akhirnya Ishan bisa menulis dan membaca dengan baik, dia bisa melukis lagi dan orang tuanya sangat bangga dengan dia.
Lalu apa itu Diseleksia?
Diseleksia(Dyslexia) adalah salah satu gangguan berbahasa secara linguistik yaitu ketidakmampuan dalam perolehan dan pemrosesan informasi linguistik. Dan juga, disleksia merupakan suatu gangguan dalam proses belajar, dimana seseorang mengalami suatu kesulitan dalam membaca, menulis, atau mengeja huruf. Penderita disleksia akan mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi bagaimana kata-kata yang diucapkan harus diubah menjadi bentuk huruf dan kalimat, dan sebaliknya.
Menurut Fith (dalam obler & gjerlow, 2000) menjelaskan bahwa dalam perolehan membaca diperlukan empat tahap antara lain :
  • Pengembangan keterampilan logografis yaitu kemampuan mengenali kata secara utuh
  • Pemerolehan keterampilan alfabetis yaitu mampu mengenali setiap fonem dan huruf
  • Pemerolehan keterampilan ortografis yaitu mampu mengenali morfem
  • Pengembangan keterampilan baca tulis.
Pada kebanyakan anak yang menyandang disleksia, dalam perkembangannya muncul kesulitan dalam mengenali kata secara utuh (yang diistilahkan dyseindetic). Sebagian lainnya kesulitan dalam mengenali bunyi yang berhubungan dengan huruf (yang diistilahkan dysphonetic).
Tidak semua kasus disleksia disebabkan masalah tumbuh kembang neurologis, beberapa kasus muncul pada anak yang mengalami infeksi telinga pada masa awal perkembangan bahasa. Kesulitannya dapat berupa masalah kefasihan maupun masalah baca-tulis karena pada masa kritis pemerolehan bahasanya tidak memperoleh input system fonologis yang sempurna. Adapun pada disleksia karena factor neurologis, kebanyakan terdapat pada anak kidal yang mengalami perbedaan lateralisasi otak.
Disleksia lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan. Hal ini didasari oleh perkembangan hormonal pada janin yangyang terkait gender (jenis kelamin) yang mempengaruhi migrasi sel pada area bahasa dan kecenderungan penggunaan tangan kiri atau kanan. Pada penyandang disleksia, Galaburda dan kawan-kawannya menemukan perkembangan hemisfer kanan yang lebih normal dan terdapat gumpalan sel pada area otak yang berperan untuk membca, kecenderungan hemisfer kanan inilah yang membuat anak-anak tersebut memiliki talenta khusus seperti seni visual (dalam Obler & Gjerlow, 2000). Hal ini sama seperti yang digambarkan di film Tare Zamen Par, dimana ishaan (Darsheel Safary) seorang anak yang menderita disleksia dan membuat dia tidak bisa membaca dan menulis dengan baik , namun dia memiliki talenta khusus dalam seni visual yaitu menggambar.
Tanda-tanda disleksia
Seorang anak yang kemungkinan  menderita disleksia akan berulang kali terbalik menuliskan angka atau huruf. Karena anak normal pun biasa melakukan kesalahan semacam ini, maka gejala ini mungkin akan dianggap sepele oleh orang tua.
Akhirnya, orang tua baru merasa khawatir ketika anak tetap melakukan kesalahan yang sama pada saat usianya telah lebih dari delapan tahun. Sedangkan gejala lainnya adalah :                                                 
Tidak mampu mengikuti urutan atau pola dengan benar                                                                                                                            
  • Tak mampu mengingat apa yang pernah didengar dan dilihat,  termasuk hal-hal yang disukainya, seperti film atau cerita komik.  
  • Mengerjakan PR dengan tidak rapi
  • Tidak mau mengerjakan tugas sekolah
  • Kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah
  • Selalu mendaptkan nilai yang jelek
  • Mengalami kesulitan saat menyalin tulisan di papan tulis kedalam buku
  • Memiliki imajinasi yang tinggi
  • Kebingungan dalam menulis kata, huruf, dan angka
  • Kesulitan dalam mengikuti kegiatan disekolah
  • Tidak bisa bersosialisai dengan baik
  • Kepercayaan diri buruk
  • Depresi
Mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia:

Menggunakan media belajar
Cara mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia yang pertama adalah dengan menggunakan media belajar. Anak disleksia cenderung lebih mudah memahami sesuatu dengan gambar. Untuk itu Anda bisa menggunakan media belajar berupa gambar untuk membantu memudahkan dalam mengenalkan huruf, membedakan huruf hingga akhirnya anak disleksia mampu membaca dan menulis dengan baik dan lancar.
Tingkatkan motivasi belajar pada anak
Cara mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia yang kedua adalah dengan meningkatkan motivasi belajar pada anak. Meningkatkan motivasi belajar bisa Anda lakukan dengan membacakan sebuah cerita atau dongeng, kemudian memberitahukan segala manfaat dan keuntungan yang bisa diperoleh dengan membaca dan menulis. Dengan demikian anak akan termotivasi dan terdorong untuk bisa membaca dan menulis sendiri.
Tingkatkan rasa percaya diri anak
Cara mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia yang ketiga adalah dengan meningkatkan rasa percaya diri anak. Kondisi anak disleksia yang mengakibatkan kesulitan menulis dan membaca membuat sebagian anak disleksia mengalami depresi dan kehilangan rasa percaya diri karena kesulitan mengikuti pelajaran disekolah dan terkadang juga dikucilkan oleh teman-temannya. Meningkatkan rasa percaya diri pada anak disleksia juga merupakan salah satu cara mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia. Dengan mengembalikan dan meningkatkan rasa percaya diri anak, membuat anak disleksia memiliki semangat belajar yang lebih tinggi untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya.
Jangan pernah menyalahkan anak atas kondisi yang dialaminya
Cara mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia yang keempat adalah dengan tidak pernah menyalahkan anak atas kondisi yang dialaminya. Beberapa orang tua yang tidak siap memiliki anak dengan disleksia cenderung menyalahkan anak karena kondisi yang dideritanya. Padahal kondisi disleksia yang menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar bukan merupakan kesalahan yang dilakukan oleh anak, namun karena adanya kesalahan dalam otak anak. Menyalahkan anak atas kondisi yang dialaminya justru akan membuat anak semakin depresi.
Selalu dampingi anak dalam belajar
Cara mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia berikutnya adalah dengan selalu mendampingi anak dalam belajar. Dengan selalu melakukan pendampingan dalam belajar, anak akan lebih mengingat apa yang dipelajarinya. Selain itu pendampingan belajar secara rutin juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan meningkatkan motivasi anak untuk selalu belajar.
Selain itu kita bisa melakukan Latihan multisensorik untuk membantu anak pengidap disleksia belajar baca tulis
Latihan multisensorik adalah cara mengajar yang melibatkan lebih dari satu indra dalam satu waktu. Bagi anak-anak yang memiliki kesulitan membaca, mungkin akan terasa sulit untuk memperhatikan semua detail dalam kosakata baru, terutama jika kata tersebut memiliki ejaan yang tidak biasa. Dengan penggunaan penglihatan, pendengaran, gerakan dan sentuhan, teknik ini dapat sangat membantu proses belajarnya. Berikut adalah beberapa dari banyak contoh latihan multisensorik yang bisa digunakan untuk membantu anak yang kesulitan membaca:
1. Ajarkan suatu kata dengan mendetail
Pertama, ajarkan anak dengan menunjukkan satu kata dengan mendetail, misalnya  “beruang” dan bacakan untuknya dengan suara yang jelas dan lantang. Kemudian, minta dia untuk coba mengeja huruf pembentuk kata tersebut. Tanyakan huruf hidup apa saja yang dia lihat, huruf apa yang dia lihat di awal , tengah, dan akhir kata. Hal ini akan membantunya untuk menganalisis kosakata tersebut dan memprosesnya dengan terperinci atau jelas.
2. Menggunakan pasir atau krim
Kegiatan ini melibatkan indra penglihatan, sentuh, gerakan, dan suara untuk anak bisa menghubungkan huruf dan suara. Mulai dengan menebarkan segenggam pasir atau sesendok besar krim cukur (atau whipping cream) di atas kertas atau meja.
Kemudian, mintalah anak untuk membuat kata “beruang” menggunakan jari mereka di atas pasir atau krim tersebut. Selagi mereka menulis, minta dia untuk mengeja bunyi setiap huruf yang dia buat, dan coba untuk membaurkan setiap suara tersebut bersama-sama untuk menyebutkan “beruang” dengan keras dan jelas.
3. Menulis di udara
Menulis di udara akan memperkuat hubungan antar suara dan setiap huruf melalui “memori otot”. Hal ini juga dapat membantu memperkuat anak untuk bisa membedakan bentuk huruf yang membingungkan, misalnya “b” dan “d”. Ajarkanlah anak menggunakan dua jari telunjuk dan jari tengah untuk membuat huruf imajinasi di udara, sambil menjaga siku dan pergelangan tangan tetap lurus. Setiap kali dia membuat satu huruf di udara, minta ia untuk mengeja bunyi huruf tersebut dengan keras.
Aktivitas ini juga akan membantu mereka untuk membayangkan bentuk huruf yang mereka tulis. Anda mungkin bisa melakukan improvisasi dengan meminta anak untuk mengasosiasikan penulisan huruf dengan warna tertentu, misalnya merah untuk “b”, kuning untuk “d”.
4. Menggunakan balok huruf
Menyusun suatu kata dengan balok mainan warna-warni berbentuk huruf dapat membantu anak untuk menghubungkan suara dengan huruf. Untuk meningkatkan latihan anak, Anda bisa mengkategorikan warna yang berbeda untuk kelompok huruf hidup dan huruf konsonan, merah dan biru, misalnya.
Selagi mereka menyusun kata, minta mereka untuk mengeja bunyi huruf-huruf tersebut, kemudian minta dia untuk mengatakan kata utuhnya dengan jelas setelah ia selesai menyusun kata.
5. Baca, Susun, tulis
Dengan selembar kertas karton, buat tiga kolom: Baca, Susun, dan Tulis. Kemudian, sediakan spidol dan balok huruf warna-warni.
Tuliskan kosakata yang ingin Anda latih di kolom Baca dan minta anak Anda untuk melihat huruf-huruf pembentuk kata tersebut. Kemudian, anak akan menyusun kata tersebut di kolom Susun menggunakan balok huruf. Terakhir, minta ia untuk coba menuliskan kata tersebut di kolom Tulis sambil membacakannya dengan lantang.
6. Ketukan jari
Menggunakan ketukan jari saat mengeja huruf mengajarkan anak untuk merasa, meraba, dan mendengar bagaimana huruf-huruf tertentu bisa membentuk satu kata, beserta bunyi keseluruhannya.
Misalnya, kata “Budi”. Minta anak untuk mengetukkan jari telunjuk ke ibu jarinya saat mereka mengucapkan huruf “b”, ketukkan jari tengah dengan ibu jari saat mengucapkan huruf “d”, jari manis dengan ibu jari saat mengucapkan “u”, dan kelingking untuk huruf “i”.
7. Bantuan gambar
Untuk beberapa anak, mengingat kata akan lebih mudah jika mereka menghubungkannya dengan suatu gambar. Berikut salah satu cara untuk menyiasatinya:
Tuliskan kata yang ingin dilatih pada kedua sisi kertas, misalnya kata “dua”. Pada satu sisi, Anda bersama si kecil bisa menggambar langsung pada kata tersebut (misalnya, menambahan dua buah mata di atas huruf U untuk menggambar wajah tersenyum atau menggambar angsa yang melambangkan bentuk angka “2”). Menggunakan kata berilustrasi ini, latih anak untuk mengasosiasikan kata tersebut dengan gambar dan huruf-huruf pembentuknya dua pasang mata untuk mewakili kata “dua”. Ketika anak Anda mulai lancar untuk membaca dengan cepat dan lebih mudah, alihkan latihan ke sisi lainnya dimana hanya ada teks kata “dua”.
8. Buat dinding kosakata
Untuk kata-kata yang sering terlihat atau dipakai dalam sebuah kalimat utuh, misalnya “saya”, “di”, “ke”, “dari”, dan cetaklah kata-kata ini dalam ukuran besar dan berwarna-warni, kemudian tempelkan dalam urutan alfabetik di dinding kamar anak Anda.
Secara otomatis bisa mengenali sejumlah kosakata dapat membantu anak lebih cepat tanggap, menjadi pembaca yang lebih lancar. Paparan yang berulang adalah kunci sukses untuk Anda berdua.
Dinding kosakata memberikan anak paparan ekstra untu kosakata-kosakata penting ini. Dinding khusus ini juga memberikan akses cepat terhadap kosakata tertentu yang mungkin mereka butuhkan selama aktivitas membaca atau menulis.
9. Membaca dan mendengarkan                                                                                               
Dalam kegiatan ini, Anda dan anak akan terlibat bersama-sama dalam membaca. Anda bisa membacakan cerita padanya sambil ia juga memperhatikan kalimat-kalimat dalam buku tersebut. Mereka bisa berinterasi dengan teks, menggaris bawahi kosakata penting atau membulatkan kosakata yang panjang atau pendek.
Selama membaca bersama, anak Anda juga bisa menulis ulang atau menggambar visualisasi yang bisa ia hubungkan dengan kata tersebut untuk mencocokkan kalimat.
Ada banyak alat dan strategi lainnya yang sama baiknya dalam membantu anak Anda lebih lancar untuk menulis-membaca. Mungkin akan membutuhkan beberapa percobaan kanan-kiri bagi Anda untuk mencari tahu mana yang terbaik bagi anak Anda. Yang paling penting adalah usaha dan dukungan yang konsisten dari orang-orang di sekitarnya untuk meningkatkan rasa percaya diri anak untuk terus belajar.
















Indah, Rohmani N. Gangguan Berbahasa: Kajian Pengantar. Malang: UIN-Maliki PRESS, 2011.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pacaran Dulu Lalu Menikah atau Ta'aruf Lalu Menikah

P acaran dulu lalu menikah atau Ta’aruf lalu menikah ..? Alasanya kenapa memilih itu Bagaimana jawaban anda jika diberi pertanyaan tersebut mungkin jawabannya   akan beragam, ada yang menjawab pacaran dulu lalu menikah dan ada yang menjawab lebih baik ta’aruf lalu menikah dan juga alasan yang diberikan juga akan beragam. Mungkin pertanyaan ini cukup tabu atau tidak pantas, karena ini menyangkut hal yang bersifat privasi yang tidak pantas untuk ditanyakan kepada seseorang apalagi seorang wanita. Maka dari itu saya ragu- ragu ketika ingin menanyakan pertanyaan ini kepada teman-teman saya akan tetapi saat saya memberikan pertanyaan ini kepada teman-teman saya, alhamdulilah teman-teman saya tidak marah justru mereka tertarik dan memberikan jawaban serta alasan   yang beragam. contohnya : saya memilih ta’aruf karena saya tidak pernah tertarik dengan pacaran dan pacaran itu tidak memiliki manfaat justru menimbulkan dosa, ta’aruf karena ta’aruf adalah sesuatu yang didalam hati nya

Memahami seorang ekstrover

Manusia merupakan individu yang unik dengan segala sifat-sifat, tingkah laku, dan bentuk fisik. Keunikan manusia itu disebabkan oleh perbedaan antara manusia itu sendiri yang tidak terlepas dari kepribadian yang dimiliki oleh manusia. Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Disamping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang menonjol(terlihat) pada diri setiap individu , seperti kepada orang yang berkribadian pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Lalu kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”. Berdasarkan psikologi, menurut Gordon W. Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan suatu yang dapat beruba. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian s

Why If I Am Introvert

Introvert .. ? Introvert, sebuah istilah yang masih tabu bagi sebagian orang karena istilah ini masih jarang diketahui, istilah ini biasanya digunakan untuk menyebut orang yang pendiam, pemalu, tidak suka akan keramaian, selalu sendirian, jarang berbicara dan lain sebagainya, kebanyakan orang masih menganggap seorang introvert adalah sosok yang pendiam, tertutup ataupun anti social padahal hal ini tidak sepenuhnya benar. Lalu apa yang dimaksud dengan introvert? Introvert adalah salah satu tipe kepribadian yang dimiliki seorang manusia selain ekstrovert dan ambivert (introvert dan ekstrovert), introvert adalah tipe kepribadian manusia yang lebih berkaitan dengan dunia dalam pikiran manusia itu sendiri. Mereka lebih suka dengan suasana yang tenang oleh karena itu mereka tidak suka dengan keramaian, mereka tidak suka banyak bicara atau pendiam karena mereka selalu berpikir terlebih dahulu sebelum menyampaikan sesuatu, mereka lebih suka mendengarkan seseorang berbicara daripa